Berita
30 May 2023 08:36:15
Admin
Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
Sebagai Guru SLB yang mengajar anak berkebutuhan khusus dalam keseharian kadang masih berpusat pada guru. Sedangkan Filosofi Pendidikan menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, proses pembelajaran bahwa sebenarnya setiap anak itu memiliki kodrat yang berbeda. Kekhususan anak anak ini lambat laut mengubah pandangan saya sebagai guru ABK. Siswa menjadi pusat perubahan dan pengajaran. Memperbaiki perilaku ABK autis, tuna grahita, hiperaktif , tuna rungu merupakan hal yang lebih diutamakan sebelum meramba ke akademik siswa.
Guru SLB tidak hanya mengajarkan materi pelajaran saja, namun guru SLB harus berperan ganda yakni sebagai terapis Pendidikan. Artinya dalam pembelajaran kita harus dapat memahami karakteristik dari masing-masing anak, jenis ketunaan, terapi yang diperlukan berdasarkan assessment awal masuk (medis, akademik, Riwayat orang tua/ibu saat hamil, melahirkan dan masa pertumbuhan). Hal ini dilakukan sebagai Langkah awal dalam memberikan layanan terbaik untuk anak.
Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
Selama menerapkan pembelajaran sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara ada beberapa gagasan yang timbul diantaranya:
1). Melakukan assessment awal masuk (medis, akademik, Riwayat orang tua/ibu saat hamil, melahirkan dan masa pertumbuhan Menyiapkan program pengembangan dalam memperbaiki model pembelajaran yang digunakan. Dalam melakukan assessment kepada orang tua, ayah dan ibu harus jujur dalam mengisi form yang diberikan. Ibu harus jujur menjelaskan saat hamil apakah ada gejala-gejala yang berbeda seperti terjatuh, anemia. Begitu juga saat melahirkan apakah bayinya langsung menangis, atau 20 menit terdiam kemudian menangis. Saat masa pertumbuhanpun orang tua harus jujur mengisis form assessment seperti apakah gizi bayi tercukupi, keadaan sosial budaya/psikologis ibu, keadaan ekonomi, atau bayi mengalami sakit panas yang parah dll.Assessment ini dilakukan guna memberikan layanan terbaik kepada anak, guru mampu menemukan terapi yang diperlukan anak dan kebutuhan yang harus disiapkan orang tua. Kolaborasi orang tua dan guru wajib dilakukan dalam membersamai anak ABK.
2) Mengaplikasi nilai kebudayaan yang dimiliki dalam proses pembelajaran. Nilai kebudayaan local jombang yang telah dilakukan yakni : Jumat bersih, jumat gotong royong, jumat berbagi, jumat sehat, sholat dhuhah dan dhuhur berjamaah disekolah, menghafalkan quran surat-surat pendek, Dll.
3) Merancang pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.
Dalam merencanakan pembelajaran kreatif dan inovatif perlu adanya Kerjasama dengan guru lain. Hal ini dilakukan agar antar guru saling memahami dan memerikan layanan yang prima. Missal Guru kelas tuna grahita dan guru kelas autis berkolaborasi dalam membuat alat peraga dan permainan. Hal ini akan membuat guru lain juga ikut berpartisipasi
4) Menjadi penuntun bagi anak dalam setiap aktivitas atau kegiatan yang diikuti.
Guru yang mengajar di SLB merupakan role model bagi anak didiknya. Guru juga sebagai terapis bagi anak-anak . setiap kegiatan yang dilakukan anak anak dipantau oleh guru dan diarahkan ketujuan yang baik sesuai dengan jenis ketunaan dan terapi yang sedang dijalankan.
Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik
Praktik baik yang sudah dilakukan antara lain:
1) Gerakan literasi setiap hari sebelum pelajaran (Sholat dhuhah berjamaa, hafalan surat pendek dalam alquran, berdoa Bersama, menghafalkan Pancasila.
2) Anak-anak melakukan kebersihan pada lingkungan sekolah di waktu pagi dan siang setelah pulang sekolah dan sebelum pembelajaran dimulai
4) Melakukan pembelajaran, terapi dengan metode “Tutor Sebaya”
5) Anak-anak diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat
Perencanaan, Penerapan dan Pelaksanaan
Mengacu pada modul yang telah saya pelajari pada kegiatan ini yakni tentang membuat desaian kerangka pembelajaran sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara, maka untuk aksi nyata saya memulai dengan:
1) Perencanaan: untuk prencanaan dimulai dengan membuat desain pembelajaran,dalam hal ini guru bisa bekerjasama membuat perencanaan dengan guru lain. Dari hasil diskusi tersebut maka nilai Pelajar Pancasila yang disepakati untuk masuk dalam pembelajaran adalah Cinta alam dan tanah air serta kemandirian.
“Testimoni Rekan Guru dan Siswa” 1. Guru (Tomy Syafrudin): Model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang dilakukan oleh teman saya dapat memberikan inspirasi kepada saya sendiri untuk merubah model pembelajaran. 2. Siswa ( Elfa): saya suka belajar yang saya inginkan dan sukai, saya suka memasak dan bersih-bersih.
26 September 2024
Admin
23 Juni 2024
Admin
Managed By ABK Istimewa
@2022 - 2024